KATA PENGANTAR
Puji syukur kami penjatkan kehadirat Tuhan Allah Yesus
Kristus, yang atas rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah yang
berjudul “Etika dan Moral”. Penulisan makalah ini merupakan salah
satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Etika Moral di Akademi Keperawatan
Dharma Insan.
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan
yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami
harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam
menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan
tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Pontianak
, Febuari 2014
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................
DAFTAR ISI ................................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................................................
A. Latar Belakang ..............................................................................................................
B. Fokus Masalah ..............................................................................................................
A. Latar Belakang ..............................................................................................................
B. Fokus Masalah ..............................................................................................................
BAB 2 PEMBAHASAN ...............................................................................................................
A. Sejarah Etika Moral .......................................................................................................
B. Pengertian Etika Moral ...................................................................................................
C. Perkembangan Etika Moral Dalam Dunia Moderen ........................................................
D. Hal-Hal Yang Bertentangan Dengan Etika Moral ............................................................
A. Sejarah Etika Moral .......................................................................................................
B. Pengertian Etika Moral ...................................................................................................
C. Perkembangan Etika Moral Dalam Dunia Moderen ........................................................
D. Hal-Hal Yang Bertentangan Dengan Etika Moral ............................................................
BAB 3 PENUTUP.......................................................................................................................... A. Kesimpulan ....................................................................................................................
B. Saran .............................................................................................................................
B. Saran .............................................................................................................................
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
BAB
1
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Makna
Etika dan Moral sangat penting bagi umat kristiani . Manusia sebagai ciptaan
Allah berimplikasi pada eratnya hubungan antara iman dan prilaku manusia dalam
rangka tanggung jawab pada Pencipta. Etika sebagai ilmu mempunyai fungsi dan
misi yang khusus dalam hidup manusia
yakni petunjuk dan penuntun bagaimana manusia sebagai pribadi dan kelompok
harus mengambil keputusan tentang apa yang seharusnya berdasarkan dengan
kehendak dan firman Tuhan. Etika/Moral yang sebenarnya berpadu dengan iman
kristiani sehingga menjadi ilmu yang meneliti, menilai dan mengatur tabiat dan
tingkah laku manusia memakai norma kehendak dan perintah Allah sebagaimana
dinyatakan dalam Yesus Kristus.
Dalam masa kini para siswa sudah banyak
kehilangan nilai etika dan moral. Sebenarnya norma sosial itu tumbuh dari
proses kemasyarakatan dan hasil dari kehidupan
bermasyarakat. Individu dilahirkan dalam suatu masyarakat dan
mengalami sosialisasi untuk menerima aturan-aturan masyarakat yang sudah ada.
Dalam hal ini etika dan moral sangat berperan penting dalam menjalankan
hubungan yang ada dalam masyarakat. Karena dengan ketiga hal tersebut kita bisa
hidup damai sesama manusia berdasarkan norma yang ada, etika kita, dan moral
yang kita miiki. Tapi dalam akhir-akhir ini kedua hal tersebut sudah mulai memudar karena itu juga sebagai tugas mata ajar Etika
Moral tersusunlah makalah ini.
B.
Fokus Masalah
-
Sejarah Etika Moral
-
Pengertian Etika Moral
-
Perkembangan Etika Moral dalam dunia
modern
-
Hal-hal yang bertentangan dengan
Etika Moral
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Sejarah
Etika dan Moral
Jejak-jejak
pertama sebuah etika muncul dikalangan murid Pytagoras. Kita tidak tahu banyak
tentang pytagoras. Ia lahir pada tahun 570 SM di Samos di Asia Kecil Barat dan
kemudian pindah ke daerah Yunani di Italia Selatan. Ia meninggal 496 SM. Di
sekitar Pytagoras terbentuk lingkaran murid yang tradisinya diteruskan selama
dua ratus tahun. Menurut mereka prinsip-prinsip matematika merupakan dasar
segala realitas. Mereka penganut ajaran reinkarnasi. Menurut mereka badan
merupakan kubur jiwa (soma-sema,”tubuh-kubur”). Agar jiwa dapat bebas dari
badan, manusia perlu menempuh jalan pembersihan. Dengan bekerja dan bertapa
secara rohani, terutama dengan berfilsafat dan bermatematika, manusia
dibebaskan dari ketertarikan indrawi dan dirohanikan.
Seratus
tahun kemudian, Demokritos (460-371 SM) bukan hanya mengajarkan bahwa segala
apa dapat dijelaskan dengan gerakan bagian-bagian terkecil yang tak terbagi
lagi, yaitu atom-atom. Menurut Demokritos nilai tertinggi adalah apa yang enak.
Dengan demikian, anjuran untuk hidup baik berkaitan dengan suatu kerangka
pengertian hedonistik.
Sokrates
(469-399 SM) tidak meninggalkan tulisan. Ajarannya tidak mudah direkonstruksi
karena bagian terbesar hanya kita ketahui dari tulisan-tulisn Plato. Dalam
dialog-dialog palto hampir selalu Sokrates yang menjadi pembicara utama
sehingga tidak mudah untuk memastikan pandangan aslinya atau pandangan Plato
sendiri. Melalui dialog Sokrates mau membawa manusia kepada paham-paham etis
yang lebih jelas dengan menghadapkannya pada implikasi-implikasi
anggapan-anggapannya sendiri. Dengan demikian, manusia diantar kepada kesadaran
tentang apa yang sebenarnya baik dan bermanfaat. Dari kebiasaan untuk berpandangan
dangkal dan sementara, manusia diantar kepada kebijaksanaan yang sebenarnya.
Plato (427
SM) tidak menulis tentang etika. Buku etika pertama ditulis oleh
Aristoteles (384 SM). Namun dalam banyak dialog Plato terdapat
uraian-uraian bernada etika. Itulah sebabnya kita dapat merekontruksi
pikiran-pikiran Plato tentang hidup yang baik. Intuisi daar Plato tentang
hidup yang baik itu mempengaruhi filsafat dan juga kerohanian di Barat selama
2000 tahun. Baru pada zaman modern paham tentang keterarahan objektif kepada
Yang Ilahi dalam segala yang ada mulai ditinggalkan dan diganti oleh pelbagai
pola etika; diantaranya etika otonomi kesadaran moral Kant adalah yang paling
penting. Etika Plato tidak hanya berpengaruh di barat, melainkan lewat
Neoplatoisme juga masuk ke dalam kalangan sufi Muslim. Disinilah nantinya
jalur hubungan pemikiran filsafat yunani dengan pemikir muslim seperti Ibn
Miskawaih yang banyak mempelajari filsafat yunani sehingga mempengaruhi
tulisan-tulisannya mengenai filsafat etika.
Setelah
Aristoteles, Epikuros (314-270 SM) adalah tokoh yang berepengaruh dalam
filsafat etika. Ia mendirikan sekolah filsafat di Athena dengan nama
Epikureanisme , akan menjadi salah satu aliran besar filsafat Yunani pasca
Aristoteles. Berbeda dengan Plato dan Aristoteles, berbeda juga dengan Stoa,
Epikuros dan murid-muridnya tidak berminat memikirkan, apalagi masuk ke bidang
politik. Ciri khas filsafat Epikuros adalah penarikan diri dari hidup ramai.
Semboyannya adalah “hidup dalam kesembunyian“.
Etika
Epikurean bersifat privatistik. Yang dicari adalah kebahagiaan pribadi.
Epikuros menasihatkan orang untuk menarik diri dari kehidupan umum, dalam arti
ini adalah individualisme. Namun ajaran Epikuros tidak bersifat egois. Ia
mengajar bahwa sering berbuat baik lebih menyenangkan daripada menerima
kebaikan. Bagi kaum Epikurean, kenikmatan lebih bersifat rohani dan
luhur daripada jasmani. Tidak sembarang keinginan perlu dipenuhi. Ia
membedakan antara keinginan alami yang perlu (makan), keinginan alami yang tidak
perlu (seperti makanan yang enak), dan keinginan sia-sia (seperti
kekayaan).
Abad XIV-XVIII
Dalam
periode ini, pantas dikenang tokoh-tokoh seperti William Ockham dan Alfonsus de
Liguori. Titik tolak pandangan moral Ockham adalah kemahakuasaan Tuhan, yaitu
yang mampu tnelakukan segala sesuatu secara tak bertentangan, namun harmonis.
Tuhan adalah bebas dalam ketakterbatasan-Nva. Dia dianggap sebagai dasar setiap
kewajiban moral. Ajaran moral Ockham adalah etika positif, suatu
moral yang bersifat legalistik, yang tertarik hanya pada lapisan tindakan
manusia. Moralitas seseorang ditemukan dalam pelaksanaan hukum.
Abad XIX - Awal Pembaruan
Upaya
ilmiah dan sistematik untuk memperbarui teologi moral sedang berlangsungdalam
abad ini, khususnya di Jerman. Ini terjadi justru karena fakultas-fakultas
teologi pada universitas negeri setempat mendapat lebih banyak kebebasan
akademik daripada para pengajar di seminari. Buku-buku pegangan teologi moral
yang sebelumnya bersifat legalistik (menekankan aspek hukum) dan kasuistik
(yang menganut prinsip-prinsip - kasus - kesimpulan) mengalami pembaruan. lni
khususnya dilakukan oleh Johann Michael Sailer (1750-1832), Johann Baptist
Hirscher (1788-1865), clan Franz Xavier Linsenmann (1855-1898).
Tahun 1930-1960
Teologi moral dalam periode ini dipengaruhi
oleh gerakan-gerakan pemikiran dari disiplin lain. Pengaruh gerakan liturgis,
yang mendesak agar perayaan liturgis mengungkapkan pengaruhnya dalam tindakan
kristiani, sangat kentara. Dari sudut pandang buku-buku moral, banyak moralis
dari Sekolah Tubingen berusaha menata teologi moral positif tentang hidup
kristiani untuk melihat bagaimana scharusnya tindakan seorang Kristen
mencerminkan kesetiaannya terhadap rahmat dan janji permandian yang pernah
diikrarkannya. Dimensi kristosentris dalam dunia moral memang terkenal di
Jerman.
B.
Pengertian Etika dan Moral
Merriam-Webster mendefinisikan etika sebagai ilmu yang mempelajari apa yang baik dan buruk dengan tugas dan tanggung jawab moral; teori atau sistem dari nilai moral; prinsip-prinsip yang mengatur perilaku individu atau kelompok; kesadaran akan kepentingan moral.
Etika berasal dari bahasa Yunani ethike, banyak penulis yang menyatakan bahwa etika seperti metode ilmiah dari moral. Etika tidak hanya mengarahkan manusia bagaimana bertindak jika ia ingin memiliki moral yang baik, tapi juga mengatur mengenai kewajiban yang mutlak dalam berbuat baik dan menghindari kejahatan.
Etika adalah ilmu atau tindakan filosofis dari moral. Ruang lingkup etika termasuk apapun yang mengacu pada tindakan bebas manusia, baik itu prinsip atau penyebab dari suatu tindakan (misal: hukum, hati nurani, kebajikan, dll.), atau sebagai akibat dari atau keadaan dari tindakan (hadiah, hukuman, dll.).
Sumber dari etika sebagian berasal dari
pengalaman pribadi manusia dan sebagian lagi prinsip dan kebenaran yang
diajukan oleh ilmu filosofis lainnya seperti logika dan metafisik. Etika
berasal dari fakta empiris bahwa prinsip-prinsip tertentu yang umum dan konsep
tatanan moral adalah sama pada seluruh manusia di segala masa. Seluruh bangsa
dapat membedakan apa yang baik dan jahat, antara orang yang baik dan orang yang
jahat, antara kebaikan dan kejahatan; mereka semua setuju dengan hal ini:
kebaikan layak diperjuangan dan kejahatan harus dihilangkan, yang satu berhak
dipuji, yang lainnya harus disalahkan. Walaupun dalam kasus tertentu mungkin
saja tidak terjadi kesepakatan dalam menentukan hal yang baik atau jahat, namun
mereka tetap setuju akan adanya prinsip yang umum bahwa kebaikan harus dilakukan
dan kejahatan harus dihindari. Adalah prinsip yang universal pula bahwa kita
tidak boleh memperlakukan orang lain apa yang tidak ingin dilakukan kepada
kita.
Menurut kamus Merriam-Webster, moral
adalah sesuatu yang berhubungan dengan prinsip yang benar dan salah dalam
perilaku; mengekspresikan atau mengajarkan konsep tentang perilaku yang baik;
membentuk standar perilaku yang baik; dapat dibuktikan walaupun tidak terbukti;
bersifat persepsi atau lebih ke psikologis daripada berwujud atau praktis.
Dalam dunia bisnis, moral diterjemahkan sebagai kesesuaian kode yang telah dikenal, doktrin, atau aturan dari suatu sistem tentang apa yang benar atau salah dan untuk berperilaku sesuai dengan hal tersebut. Tidak ada sistem moralitas yang diterima secara universal, dan jawaban terhadap pertanyaan “Apakah moralitas itu?” dapat sangat berbeda antara tempat yang satu dengan tempat yang lainnya, kelompok yang satu dengan kelompok lainnya,dari dari waktu ke waktu. Bagi beberapa orang moralitas berarti usaha sadar dan terencana dalam menuntun perilaku seseorang dengan dasar keadilan dan keyakinan pada agama. Bagi yang lainnya, seperti yang diungkapkan matematikawan dan filsuf Alfred North Whitehead (1861-1974), “… apa yang menjadi mayoritas maka itulah yang akan terjadi, dan amoralitas adalah apa yang tidak disukai oleh mayoritas.”
Dalam dunia bisnis, moral diterjemahkan sebagai kesesuaian kode yang telah dikenal, doktrin, atau aturan dari suatu sistem tentang apa yang benar atau salah dan untuk berperilaku sesuai dengan hal tersebut. Tidak ada sistem moralitas yang diterima secara universal, dan jawaban terhadap pertanyaan “Apakah moralitas itu?” dapat sangat berbeda antara tempat yang satu dengan tempat yang lainnya, kelompok yang satu dengan kelompok lainnya,dari dari waktu ke waktu. Bagi beberapa orang moralitas berarti usaha sadar dan terencana dalam menuntun perilaku seseorang dengan dasar keadilan dan keyakinan pada agama. Bagi yang lainnya, seperti yang diungkapkan matematikawan dan filsuf Alfred North Whitehead (1861-1974), “… apa yang menjadi mayoritas maka itulah yang akan terjadi, dan amoralitas adalah apa yang tidak disukai oleh mayoritas.”
Berbeda dengan dua pendapat sebelumnya yang menyatakan bahwa moral sebagai prinsip atau kesesuaian prinsip tentang baik dan buruk, maka ada pendapat lain yang menyatakan bahwa moral adalah panduan untuk hidup. Pendapat tersebut menyatakan bahwa memilih untuk hidup adalah pilihan pre-moral yang kemudian akan berkembang menjadi pertanyaan “Bagaimana?” atau “Apa yang saya lakukan?” Seseorang dapat menjalaninya (cara hidup) secara asal saja atau dengan metode yang didesain untuk mencapai sukses. Metode itulah yang disebut moralitas.
Moralitas yang dianut akan memampukan seseorang untuk memilih secara rasional diantara nilai-nilai yang ada. Dalam sejarah, konsep moralitas sering kali digunakan secara negatif seperti pada daftar “Anda tidak boleh” untuk menentang suatu tindakan. Tindakan yang diambil menjadi tidak peduli apa yang Anda lakukan, asalkan Anda tidak melanggar aturan moral. Daftar larangan, tidaklah cukup dijadikan panduan untuk sukses. Moralitas harus positif daripada negatif. Bukan “Apa yang tidak boleh saya lakukan?”, tetapi “Apa yang harus saya lakukan?” Masalah pada mendefinisikan moralitas negatif adalah bahwa pada kebanyakan kasus, mengakibatkan seseorang untuk menghindari beberapa area permasalahan tertentu. Hal tersebut tidak berguna karena mengakibatkan tidak adanya metode untuk memilih tindakan mana yang terbaik, sementara moralitas positif menciptakan kebiasaan yang menuntun kepada pencapaian nilai dan metode untuk memilih nilai apa yang digunakan dalam cara untuk hidup dan berkembang.
C. Perkembangan Etika dan Moral dalam dunia moderen
Di Era Modern oarng-orang cenderung masa bodoh (apatis)
terhadap lingkungan di sekitarnya. Di era modern ini di sediakan berbagai
pengetahuan dan informasi baik lewat media cetak maupun media elektronika.
Sehingga masyarakat mudah mengakses informasi tersebut dan masyarakat mudah
menerapkan kapan dan dimana saja. Namun demikian etika adalah sangat
penting sebagai filter semua informasi yang kita terima di era modern ini.
Peranan etika dalam dunia modern adalah sangat penting.
Etika sebagai pemikiran sistematis tentang moralitas tidak berpretensi untuk
secara langsung dapat membuat manusia menjadi lebih baik. Dalamartinya sebagai
ilu, etika sebenarnya tidak perlu dimiliki oleh setiap orang,walaupun setiap
orang membutuhkan moralitas. Yang dihasilkan secaralanngsung dari etika
bukanlah kebaikan, melainkan suatu pemhaman yanglebih mendasar dan kritis
tentang yang dianggap baik dan buruk secaramoral. Untuk apa bagi kita pemahaman
seperti itu? Jawaban atas pertanyaan ini dapat dikembangkan berdasarkan
beberapa pemikiran berkaitan dengan tantangan zaman modern, di mana
manusia dapat digambarkan sebagai yang sedang mencari orientasi.
Ada beberapa alasan penting
mengapa etika/moral pada Zaman kita semakin perlu :
1.
Adanya pluralisme moralAdalah suatu
kenyataan sekarang ini bahwa kita hidup dalam zamanyang semakin pluralistic,
tidak terkecuali dalam hal moralitas. Setiaphari kita bertemu dengan
orang-orang dari suku, daerah, alpisan sosialdan agama yang berbeda. Pertemuan
ini semakin diperbanyak dandiperluas oleh kemajuan yang telah dicapai dalam
dunia teknologiinformasi, yang telah mengalami perkembangan sangat pesat. Dalam pertemuan
langsung dan tak langsung dengan berbagai lapisan dankelompok masyarakat kita
menyaksikan atau berhdapan dengan berbagai pandangan dan sikap yang,
selain memiliki banyak kesamaan,memiliki juga banyak perbedaan bahkan
pertentangan. Masing-masing pandangan mengklaim diri sebagai pandangan
yang paling benar dansah. Kita m engalami sepertinya kesatuan tatanan normative
sudah tidak ada lagi. Berhadapan dengan situasi semacam ini, kita
akhirnya bertanya, tapi yang kita tanyakan bukan hanya apa yang merupakan
kewajiban kita dan apa yang tidak, melainkan manakah norma-norma untuk
menentukan apa yang harus dianggap sebagai kewajiban. Dengan demikian
norma-norma sendiri dipersoalkan.
2.
Timbulnya masalah-masalah etis baruCiri
lain yang menandai zaman kita adalah timbulnya masalah-masalahetis baru,
terutama yang di sebabkan perkembangan pesat dalam ilmu pengetahuan dan
teknologi, khususnya ilmu-ilmu biomedis. Telahterjadi manipulasi genetis, yakni
campur tangan manusia atas perkembangbiakan gen-gen manusia. Ada
reproduksi artifisal sepertifertilisasi in vitro, entah dengan donor atau tanpa
donor, entah denganibu yang “menyewakan” rahimnya atau tidak. Bias terjadi juga
adanyaeksperimen dengan jaringan embrio untuk menyembuhkan penyakittertentu,
entah jaringan itu diperoleh melalui abortus yang disengajaatau abortus
spontan. masalah kloning dan penciptaan manusia-manusiasuper serta tindakan
manipulasi genetic lainnya sangatlah mengandungmasalah-masalah etis yang serius
dalam kehidupan manusia.Bagaimana sikap kita mengahadapi perkembangan seperti
ini ? Disinilah kajian dan pertanggungjawaban etika diperlukan.
3.
Munculnya kepedulian etis yang semakin
universal. Ciri berikutnya yang menandai zaman kita adalah adanya
suatukepedulian etis yang semakin universal. Di berbagai tempat atauwilayahh di
dunia kita menyaksikan gerakan perjuangan moral untuk masalah-masalah
bersaama umat manusia. Selain gerakan-gerakan perjuangan moral yang terorganisir
seperti dalam bentuk kerjasamaantar Lembaga-lembaga Swadaya Masyarakat, antar
Dewan Perwakilan Rakyat dari beberapa negara atau Serikat-serikat Buruh,
dansebagainya, juga kita dapat menyaksikan adanya suatu kesadaran
moraluniversal yang tidak terorganisir tapi terasa hidup dan berkembang di
man-amana. Ungkapan-ungkapan kepedulian etis yang semakin berkembang ini
tidaklah mungkin terjadi tanpa dilatarbelakangi oleh kesadaran moral yang
universal. Gejala paling mencolok tentang kepedulian etis adalah Deklarasi
Universal tentang Hak-hak AzasiManusia, yang diproklamirkan oleh Perserikatan
Bangsa-bangsa (PBB) pada 10 Desember 1984. Proklamasi ini pernah diseebut
sebagaikejadian etis paling penting dalam abad ke-20, dan
merupakan pernyataan pertama yang diterima secara global karena diakui
olehsemua anggota PBB. Selain dari apa yang sudah dideklarasikantersebut, ada
banyak juga kepedulian etis yang bersifat universal, diantaranya terutama
masalah-masalah etis yang berkaitan dengan perkembangan ilmu dan teknologi,
masalah lingkungan hidup dan sebagainya. Dengan kepedulian etis yang universal
ini, maka pluralisme moral pada bagian pertama di atas dapat menjadi
persoalan tersendiri. Universal berhadapan dengan pluralitas.
4.
Hantaman gelombang modernisasi. Kita sekarang
ini hidup dalam masa transformasi masyarakat yangtanpa tanding. Perubahan yang
terus terjadi itu muncul di bawahhantaman kekuatan yang mengenai semua segi
kehidupan kita, yaitugelombang modernisasi.Yang dimaksud modernisasi di sini
bukan hanya menyangkuta barangatau peralatan yang diproduksi semakin canggih,
melainkan juga dalamhal cara berpikir yang telah berubah secara radikal. Ada
banyak cara berpikir yang berkembang, seperti rasionalisme,
individualisme,nasionalisme, sekularisme, materialisme, konsumerisme,
pluralisme religius serta cara berpikir dan pendidikan modern yang telah
banyak mengubah lingkungan budaya, sosial dan rohani masyarakat kita.
D. Hal-hal yang bertentangan dengan Etika dan Moral
1. Etika
dalam Teknologi Informasi
Teknologi informasi (IT),
erat kaitannya dengan teknologi komputer (sebagai perangkat keras/hardware), dan program aplikasi
(sebagai perangkat lunak/software).
Keduanya berkembang begitu pesat akhir-akhir ini. Barang siapa menguasai
teknologi informasi, maka dia tidak akan ketinggalan. Permasalahan yang ada, di
satu sisi kebutuhan akan sistem komputer terus bertambah, di sisi lain daya
beli terhadap perangkat baru semakin menurun, terutama dengan nilai tukar
rupiah yang terus merosot. Sebagian software
baru cenderung membutuhkan spesifikasi hardware
yang lebih tinggi dari sebelumnya. Kondisi demikian memancing masyarakat yang
gemar ngutak-atik teknologi
informasi untuk melakukan hal-hal yang bertentangan dengan norma dan hukum
untuk mendapatkan keuntungan dari tindakannya tersebut. Tindakan penggunaan
teknologi informasi yang bertentangan dengan moral dan undang-undang yang
berlaku dan banyak dibicarakan saat ini, antara lain:
a.
Hacking/cracking
Tindakan pembobolan data rahasia suatu institusi, membeli
barang lewat internet dengan menggunakan nomor kartu kredit orang lain tanpa
izin (carding) merupakan
contoh-contoh dari tindakan hacking. Orang yang melakukan hacking disebut
hacker. Begitu pula dengan membuka kode program tertentu atau membuat suatu
proses agar beberapa tahap yang harus dilakukan menjadi terlewatkan (contoh: cracking serial number) apabila
dilakukan tanpa izin juga merupakan tindakan yang menyalahi hukum.
b.
Pembajakan
Mengutip atau menduplikasi suatu produk, misalkan program
komputer, kemudian menggunakan dan menyebarkan tanpa izin atau lisensi dari
pemegang hak cipta merupakan pembajakan, dan masuk kategori kriminal.
Contohnya, ketika seseorang menduplikasi program Microsoft Office, kemudian
diinstalasi tanpa membeli lisensi yang sah. Walaupun memang harga lisensi
program tersebut relatif mahal untuk ukuran rata-rata pendapatan per kapita di
Indonesia, namun apabila tindakan tersebut dituntut oleh pemegang hak cipta,
maka pelaku pembajakan yang dalam posisi lemah akan dikenai sanksi dan
konsekuensi sesuai hukum yang berlaku.
c.
Browsing
situs-situs yang tidak sesuai dengan moral dan etika
Membuka situs dewasa bagi orang yang belum layak merupakan
tindakan yang tidak sesuai dengan norma dan etika. Teknologi internet yang
dapat memberikan informasi tanpa batas akan mengakibatkan tindakan yang
beragam, mulai dari tindakan-tindakan positif sampai negatif. Orang yang tahu
akan manfaat internet dan memanfaatkan secara positif akan mendapatkan hasil
yang positif pula, dan begitu juga sebaliknya.
2.
Etika
dalam berhubungan intim
Salah satu contohnya adalah yang paling sering terjadi dalam
kehidupan remaja yaitu hubungan intim yang dilakukan sepasang kekasih sebelum
menikah. Kita sendiri pun tahu sebagai mahkluk yang beragama, bahwa hubungan
intim yang dilakukan sebelum masa-masa pernikahan adalah dosa dan menjadi suatu
larangan bagi umat khususnya kristiani seperti yang tercantum dalam konteks
alkitab yaitu 10 perintah Allah yang menyangkut salah satunya “jangan berzinah”
(Keluaran 20;14). Bahkan ada kasus lainya yang sebenarnya terlewatkan menjadi
salah satu faktor penyebab masalah remaja ini terjadi. untuk kita sadari
sebagai orang tua dengan hubungan suami istri yang bisa dikatakan romantis,
terkadang di tempat umum yang secara sadar atau tidak sadar suami istri ini melakukan
hal-hal yang romantis di depan remaja, walaupun kita tahu hubungan suami istri
adalah hubungan yang sah jika mereka melakukan hal-hal yang romantis dimuka
umum tentunya akan memancing rasa penasaran dari kaum pemuda-pemudi untuk merasakan hal yang
serupa. Walaupun untuk sekedar mengeksplorisasi ungkapan cinta dari sepasang
suami istri tetap saja salah jika mereka tidak bisa membedakan tempat.
3.
Masalah Etika dalam keperawatan
Salah
satunya yaitu konflik etik antara teman sejawat. Keperawatan pada dasarnya
ditujukan untuk membantu pencapaian kesejahteraan pasien. Untuk dapat menilai
pemenuhan kesejahteraan pasien, maka perawat harus mampu mengenal/tanggap bila
ada asuhan keperawatan yang buruk dan tidak bijak, serta berupaya untuk
mengubah keadaan tersebut. Kondisi inilah yang sering sering kali menimbulkan
konflik antara perawat sebagai pelaku asuhan keperawatan dan juga terhadap
teman sejawat. Dilain pihak perawat harus menjaga nama baik antara teman
sejawat, tetapi bila ada teman sejawat yang melakukan pelanggaran atau dilema
etik hal inilah yang perlu diselesaikan dengan bijaksana.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Etika menurut filasafat dapat disebut sebagai ilmu
yang menyelidiki mana yang baik dan mana yang buruk dengan memperhatikan amal
perbuatan manusia sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran. moral adalah
penetuan baik buruk terhadap perbuatan dan kelakuan. Istilah moral biasanya
dipergunakan untuk menentukan batas-batas suatu perbuatan, kelakuan, sifat dan
perangkai dinyatakan benar, salah, baik, buruk,layak atau tidak layak,patut
maupun tidak patut.
Akhlak adalah hal yang terpenting dalam kehidupan
manusia karena akhlak mencakup segala pengertian tingkah laku, perangai,
karakter manusia yang baik maupun yang buruk dalam hubungannya dengan perbuatan
Ketiga hal
tersebut (etika atau dengan sesama makhluk. moral dan akhlak)
merupakan hal yang paling penting dalam pembentukan diri manusia. Dan manusia
yang paling baik budi pekertinya adalah Tuhan Yang Maha Esa.
B. Saran